Ponsel Berdering
Budi Santoso
Kuhapus kutulis, kutulis kuhapus hanya
itu itu saja yang bisa aku kerjakan, aku bingung mau menulis apa. Perasaan ini
rasanya kacau balau, pikiran ini rasanya sesak sekali tak tau bagaimana cara
melampiaskan ini semua. Kuraba sakuku, berniat mengambil ponsel genggam yang
tak kunjung berdering. Ku bertanya-tanya apa memang tak ada sms atau memang ada
salah pada sinyalnya. Tapi jarang-jarang ponselku tak berdering.
“siaaaaal!” ucapku kesal. Dua jam tiga
jam ku tunggu-tunggu tak muncul juga. Akhirnya kulanjutkan untuk menulis
tugasku yang belum terselesaikan.
Tanpa kata a i u e o ba bi bu be bo
langsung saja meneriakkan suara piring pecah. Agak kesal memang, tapi hanya itu
yang bisa kulakukan untuk meredam amarah. Kenapa sih ini semua harus terjadi?
Kucoba menenangkan hati, mencari hiburan
sambil mendengarkan MP3 yang ada diponselku. Kebetulan lagunya berjudul I’M
YOURS tak tau apa artinya asal nyanyi-nyanyi saja walau tak hafal lirik. Sempat
terhibur sih, tapi setelah ponselnya kehabisan batrey akhirnya rasa amarah
muncul kembali.
Akhirnya kucoba mencari kesibukan lagi,
ku berlari-lari kecil, lari ditempat, push up dan segala macam gerakan
pemanasan yang pernah diajarkan di sekolahanku tentang pelajaran olahraga.
Sudah 1 jam berlalu kulakukan pemanasan itu
hingga tubuhku terasa lemah lunglai, dehidrasipun menyerang begitu dahsyat. Tak
tau apa yang harus kuperbuat, aku tak sanggup berjalan. Jangankan berjalan,
bangunpun tak sanggup. Tak ada yang tahu kalau saat itu aku sedang membutuhkan
pertolongan. Aku terkulai lemas, kelelahan, zat karbohidrat yang ada diperut
sudah memudar. Menandakan aku lapar, sudah sejak siang tak makan, sudah dari
kemarin ku mengurung diri.
Tepat jam 22:00 Ponselku yang
kutancapkan distopkontak akhirnya berdering juga, langsung saja kuangkat tanpa
mengetahui siapa yang menelfon. Tapi aku yakin DIA yang menelfon. Namun tiada
daya untuk menekan tombol, tubuh terasa melayang dan entah kenapa kata terakhir
terucap “sa.sa..sa.. sa...yang to..to...tolong aku”.
Ini belum berakhir, hanya pingsan
beberapa menit saja. Tapi masih terkulai lemas dilantai. Menunggu kehadiran
seseorang untuk menolongnya. Lama sekali hingga 30 menit. Tak lama suara pintu
yang terkunci digedor-gedor. Didorong-dorong oleh seseorang. Entah siapa itu,
aku selalu berharap cepat terbuka. 10menit berlalu akhirnya terbuka juga pintu
itu, aku tak tau bagaimana caranya yang terpenting aku terselamatkan. Namun aku
kaget setelah seseorang itu mendekatiku. Ternyata dia, aku merasa senang sekali.
Akhirnya dia menuntunku dan ditidurkan diranjang empukku.
Tak lama terdengar suara ponsel
berdering, ternyata ponsel dia. Tak tau yang mereka bicarakan karena dia keluar
dari kamarku. Setelah kembali diapun cerita, ternyata yang menelfon orang
tuanya. Menanyakan keberadaan dia dimana kok malam-malam keluar dan disuruh
segera pulang. Setelah selesai membuatkan bubur nasi untukku dan memberesi
piring pecah yang aku banting tadi dia pamit pulang, aku merasa kaget ketika
dia membisikkan sesuatu padaku. Aku merasa bahagia dan senang. Karena yang
diucapkan adalah AKU SAYANG KAMU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar