Jumat, 28 Desember 2012



Ponsel Berdering

Budi Santoso


Kuhapus kutulis, kutulis kuhapus hanya itu itu saja yang bisa aku kerjakan, aku bingung mau menulis apa. Perasaan ini rasanya kacau balau, pikiran ini rasanya sesak sekali tak tau bagaimana cara melampiaskan ini semua. Kuraba sakuku, berniat mengambil ponsel genggam yang tak kunjung berdering. Ku bertanya-tanya apa memang tak ada sms atau memang ada salah pada sinyalnya. Tapi jarang-jarang ponselku tak berdering.
“siaaaaal!” ucapku kesal. Dua jam tiga jam ku tunggu-tunggu tak muncul juga. Akhirnya kulanjutkan untuk menulis tugasku yang belum terselesaikan.
Tanpa kata a i u e o ba bi bu be bo langsung saja meneriakkan suara piring pecah. Agak kesal memang, tapi hanya itu yang bisa kulakukan untuk meredam amarah. Kenapa sih ini semua harus terjadi?
Kucoba menenangkan hati, mencari hiburan sambil mendengarkan MP3 yang ada diponselku. Kebetulan lagunya berjudul I’M YOURS tak tau apa artinya asal nyanyi-nyanyi saja walau tak hafal lirik. Sempat terhibur sih, tapi setelah ponselnya kehabisan batrey akhirnya rasa amarah muncul kembali.
Akhirnya kucoba mencari kesibukan lagi, ku berlari-lari kecil, lari ditempat, push up dan segala macam gerakan pemanasan yang pernah diajarkan di sekolahanku tentang pelajaran olahraga.
 Sudah 1 jam berlalu kulakukan pemanasan itu hingga tubuhku terasa lemah lunglai, dehidrasipun menyerang begitu dahsyat. Tak tau apa yang harus kuperbuat, aku tak sanggup berjalan. Jangankan berjalan, bangunpun tak sanggup. Tak ada yang tahu kalau saat itu aku sedang membutuhkan pertolongan. Aku terkulai lemas, kelelahan, zat karbohidrat yang ada diperut sudah memudar. Menandakan aku lapar, sudah sejak siang tak makan, sudah dari kemarin ku mengurung diri.
Tepat jam 22:00 Ponselku yang kutancapkan distopkontak akhirnya berdering juga, langsung saja kuangkat tanpa mengetahui siapa yang menelfon. Tapi aku yakin DIA yang menelfon. Namun tiada daya untuk menekan tombol, tubuh terasa melayang dan entah kenapa kata terakhir terucap “sa.sa..sa.. sa...yang to..to...tolong aku”.
Ini belum berakhir, hanya pingsan beberapa menit saja. Tapi masih terkulai lemas dilantai. Menunggu kehadiran seseorang untuk menolongnya. Lama sekali hingga 30 menit. Tak lama suara pintu yang terkunci digedor-gedor. Didorong-dorong oleh seseorang. Entah siapa itu, aku selalu berharap cepat terbuka. 10menit berlalu akhirnya terbuka juga pintu itu, aku tak tau bagaimana caranya yang terpenting aku terselamatkan. Namun aku kaget setelah seseorang itu mendekatiku. Ternyata dia, aku merasa senang sekali. Akhirnya dia menuntunku dan ditidurkan diranjang empukku.
Tak lama terdengar suara ponsel berdering, ternyata ponsel dia. Tak tau yang mereka bicarakan karena dia keluar dari kamarku. Setelah kembali diapun cerita, ternyata yang menelfon orang tuanya. Menanyakan keberadaan dia dimana kok malam-malam keluar dan disuruh segera pulang. Setelah selesai membuatkan bubur nasi untukku dan memberesi piring pecah yang aku banting tadi dia pamit pulang, aku merasa kaget ketika dia membisikkan sesuatu padaku. Aku merasa bahagia dan senang. Karena yang diucapkan adalah AKU SAYANG KAMU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar